Hellooooo...


glitter-graphics.com

Welcome To My Simple Blog! This is about My SELF! My Special Day! My Crazy story! My Happy story! About MEDICAL and TOURISM ! Enjoy it! :)

Friday, October 24, 2014

Faktor Pembentuk Nilai Dalam Masyarakat





 Author : Fia Delfia Adventy

Berikut faktor dan aturan yang membentuk nilai-nilai dalam masyarakat :

1.      Budaya (Adat Istiadat)
Konsep umum tentang kebudayaan adalah seperangkat nilai-nilai atau gagasan dan pola pikir manusia yang berakal budi (ratio) telah membentuk kesadaran berpikir manusia untuk menghayati kehidupan sehari-hari. Gagasan ini mengarahkan kebudayaan atau budaya kepada pengertian inti sebagai sesuatu yang berpangkal dari manusia sebagai wujud ekspresi insani kemanusiaannya. Budaya di Indonesia telah ada dari zaman dahulu dan bersifat turun-temurun dari generasi satu ke generasi berikutnya. Hal-hal yang dilakukan nenek moyang pada zaman dahulu masih ada yang tetap diterapkan dalam kehidupan masyarakat zaman sekarang seperti kearifan lokal dan gotong royong walaupun mayoritas pada masyarakat di kecamatan dan desa. Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan, terdapat banyak daerah yang masing-masing memiliki kebudayaan berupa adat istiadat yang menjadi ciri khasnya. Kebudayaan membuat masyarakat Indonesia lebih beragam dan peraturan dari segi kepercayaan lebih kuat.


2.     Lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar atau di sekeliling. Lingkungan dapat berupa biotik maupun abiotik. Lingkungan yang berupa biotik seperti manusia dan hewan, dapat mempengaruhi keadaan suatu individu. Manusia yang merupakan makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan orang lain di sekelilingnya. Hal ini menumbuhkan nilai kebersamaan dan kerukunan antar manusia. Lingkungan yang berupa abiotik seperti alam dan benda mati juga dapat mempengaruhi keadaan suatu individu. Manusia diberi nafas kehidupan oleh Sang Pencipta tidak hanya memiliki akal dan budi, tetapi memiliki perasaan agar dapat menjaga dengan baik alam maupun benda mati di sekitarnya.


3.     Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan dampak positif dan negatif . Dampak positif, IPTEK dapat membuka wawasan manusia lebih luas, mempermudah komunikasi, mempercepat penggalian informasi, tersedianya lapangan kerja yang luas, dan lain sebagainya. Sedangkan dampak negatif, IPTEK dapat menjadi masalah besar bagi kehidupan masyarakat seperti penyebaran kejahatan di dunia maya, mempermudah pengaksesan kejahatan pornografi, masuknya nilai-nilai budaya asing yang negatif, serta munculnya sifat-sifat buruk seperti konsumtif dan individualisme. Dampak IPTEK yang positif maupun negatif tidak bisa dihindari lagi bagi seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia. IPTEK juga dapat membuat keresahan dalam kehidupan masyarakat dengan  adanya benturan nilai teknologi modern dengan nilai-nilai tradisional (konvensional). IPTEK berpihak pada suatu kerangka budaya. Kontak budaya yang ada dengan budaya asing menimbulkan perubahan orientasi budaya yang mengakibatkan perubahan sistem nilai budaya.  Masyarakat Indonesia harusnya diberi pengertian tentang dampak tersebut dan membentengi diri dengan pendekatan agama, pendidikan, maupun sosial agar dapat menyaring segala dampak buruk dari IPTEK bagi pembangunan nilai di masyarakat sendiri.


4.     Pendidikan
Pendidikan merupakan dasar dalam memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, maupun kebiasaan. Pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah-sekolah yang pada umumnya dimulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai tinggi. Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang didapatkan di berbagai tempat kursus, bimbingan belajar, dan les. Pendidikan ini paling banyak terdapat pada usia dini. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang didapatkan dari lingkungan keluarga. Pendidikan ini sangat penting karena dapat mempengaruhi dalam pembentukan karakter setiap orang sejak kecil. Peran orang tua begitu diperlukan pada jalur pendidikan ini karena anak dapat meniru atau mengikuti segala hal yang diajarkan baik yang positif maupun negatif. Dalam hal pendidikan, baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat, diharapkan dapat membangun karakter setiap orang agar tidak hanya memiliki wawasan luas, tetapi memiliki tata krama dalam berperilaku agar terbentuk nilai positif di masyarakat.


5.     Hukum
Hukum adalah perlindungan kepentingan manusia yang berbentuk kaidah atau norma. Hukum dibuat agar segala hal yang dilakukan manusia memiliki batas dan aturan mengikat bagi perilaku yang dinilai dapat merugikan kehidupan bermasyarakat. Hukum juga dibuat untuk menegakan keadilan dan mencari solusi terbaik bagi tiap persoalan yang terjadi dalam dinamika kehidupan.  Hukum membuat kehidupan sosial manusia menjadi terarah dan tidak seenaknya. Semakin banyak masyarakat yang mentaati hukum, maka konflik antar sesama maupun individu ke suatu kelompok semakin berkurang dan dapat diatasi dengan baik.

6.     Globalisasi
Globalisasi merupakan suatu proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan di dunia. Globalisasi semakin mendorong aktivitas saling ketergantungan (interdependensi) antar negara di dunia. Perkembangan zaman yang begitu pesat menuntut setiap manusia mengembangkan diri agar dapat bersaing dengan manusia lain di tempat yang berbeda. Terlebih bagi masyarakat di Asia Tenggara terutama Indonesia, yang akan menghadapi Pasar Bebas ASEAN atau ASEAN Economic Community yang akan dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2015 mendatang. Masyarakat Indonesia dituntut memiliki SDM yang berkualitas untuk bersaing yang dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan berbahasa asing, meningkatkan IPTEK, meningkatkan kreativitas dan inovasi, serta akulturasi budaya. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi nilai sosial, ekonomi, dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat semakin meningkat. 

Friday, October 10, 2014

AKSI SOSIAL ADWINDO KALTENG (Seniman Peduli Kesehatan)



                Bencana kabut asap yang belakangan ini masih pekat menyelimuti Kota Palangka Rya, Kalimantan Tengah telah mengunggah simpatik berbagai kalangan untuk mengingatkan bahay ISPA dengan membagikan masker.

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada hari Sabtu, 4 Oktober 2014, Asosiasi Duta Wisata Indonesia Kalimantan Tengah (ADWINDO KALTENG) mengadakan kegiatan aksi sosial dengan menyebarkan 1.500 buah masker. Aksi sosial yang bertajuk “Seniman Peduli Kesehatan”  tidak hanya dilakukan  oleh anggota Asosiasi Duta Wisata Indonesia (Adwindo) Kalteng, tetapi juga gabungan pemuda dan remaja dari Racana Pramuka Unpar, SAKA Bhayangkara Polres Palangka Raya,Sanggar Tut Wuri Handayani, KSR PMI Unpar, dan tentu saja sanggar Tanjung Nyahu UNPAR.

Aksi sosial tersebut mengambil empat titik arah masuk bundaran besar, yaitu Jl. D.I. Panjaitan, Jl. Imam Bonjol, Jl. Yos Soedarso, dan  Jl. Tjilik Riwut dibawah pengawalan polisi lalu lintas (Polantas).

Charli R. Nahan yang merupakan koordinator  dan pencetus aksi sosial tersebut berharap agar dengan pembagian masker tersebut, masyarakat dapat menjaga kesehatan sendiri akan dampak dari kabut asap.

Beberapa anggota ADWINDO KALTENG yang terlibat dalam aksi sosial tersebut adalah Ananta Nurudi Sawung ( Runner-Up I Putera Pariwisata Kalteng 2013) , Fia Delfia Adventy ( Putri Pariwisata Kalteng 2013), Christina Garantung ( Duta Anti Narkoba Kalteng 2012), Yun Pratiwi (Putri Intelegencia Kalteng 2013), Hermana Bayu Aji ( Putra Fotogenic Kalteng 2013), dan Yesi Anggraini (Putri Pariwisata Kalteng 2014). Diharapkan juga dalam aksi sosial ini dapat lebih menumbuhkan rasa kepedulian sosial bagi para anggota ADWINDO dan remaja lainnya.





  


 
 

Sunday, October 5, 2014

“Youth and Social Inclusion: Civic Engagement, Dialogue and Skills Development”

Author  :  Fia Delfia Adventy

         The communities of the area in general are still many who live in poverty, while the cost of education is still expensive. This greatly affects the education of the youth so as to make them just getting an education potluck.

There are also the young people who be participation but not be able to develop the potential and skills because the economy of poor families and appreciation of the government is still lacking. In addition, there is also the youth damaged by free sex and drugs. This reduces the motivation of Indonesian youth to more advanced.

Still many youths in my area (the majority of Dayak), which generally have a traditional mindset, just rely on the ability of the natural environment so that the resigned lament the state  of  themself.

The factors above are some reasons why the Human Resource capacity in Indonesia are generally is low, resulting in less participation in development for the more advanced.

Indonesian youth problems such as  above would not be able to resolved without the intervention of many parties, one of that is the government. The government should be able to provide appropriate rewards for outstanding youth and potential to be more active as participation in the development and make positive changes. It also asked that the cost of education for the underprivileged youth can be released. This needs to be addressed more seriously because the role of youth is needed to participate to develop ideas and energy to motivate other young people to be more excited about looking to the future. The role of youth can only be strong and solid if done in a forum or container for aspiration. One of the supportive forum for this activity is UNESCO Youth Desk Programmes.

The role of the youth in the UNESCO Youth Desk Programmes can be more focused. By attending this event insight of the participants will be more widespread, especially in the fields of education, science, culture and communication. Here the participants will be able to compare between one State with another State and may be a motivator for their own areas. When this forum  passed, the aspirations of youth are expected can be considered by the government and related agencies. Participants can stated aspirations, such as:
- Tuition fees are cheaper and affordable and there is a free educational priorities for the poor peoples;
-  Give an award  for the achieving youth from government and related agencies;
-   Active campaign on the dangers of promiscuity and drugs;
-   The cooperation of skill development for local communities without ignoring local knowledge.
The  advices  above  only can be fulfilled if the direct role of the youth, community, and government. All parties need to hold direct dialogue about the best solutions for their respective regions. Here the role of the participants who are members of the UNESCO Youth Desk Programmes indispensable.